NABIRE | InfoNabire.com – Gempa bumi berkekuatan 6,6 Magnitudo mengguncang Nabire, Papua Tengah, pada Jumat (19/9) pukul 03.10 WIT. Titik episenter berada di 3,47 LS dan 135,45 BT dengan kedalaman 24 km, berjarak 29 km barat laut Nabire. Gempa ini tidak berpotensi tsunami, namun membuat warga panik dan menyebabkan kerusakan pada sejumlah bangunan serta infrastruktur.
Kapolres Nabire, AKBP Samuel Dominggus Tatiratu, S.I.K, menjelaskan, hingga saat ini tidak ada korban meninggal atau luka berat, tetapi tiga warga mengalami luka ringan.
“Tiga orang mengalami luka ringan, yaitu Debi Mofu PNS Dinas Kesehatan, Meslin Sayori pelajar, dan Briptu Riono Asnan anggota Polri,” kata Kapolres.
Dampak gempa terlihat pada tujuh bangunan pemerintah, termasuk Kantor Gubernur Papua Tengah, BPKAD, dan Bandara Douw Aturure, yang mengalami retak dinding, ambruk plafon, dan pecah kaca. Selain itu, beberapa jembatan, seperti di Siriwini dan Kalibobo, mengalami kerusakan ringan hingga amblas, dan jalur telekomunikasi Telkomsel dan IndiHome sempat putus akibat rusaknya kabel di beberapa titik.
Tempat ibadah juga terdampak; lima lokasi, termasuk Masjid Al-Falah dan Gereja Katolik KSK Bukit Meriam, mengalami kerusakan plafon dan kaca pecah. Sekolah dan kampus, seperti SMP Negeri 01 Topo dan Kampus Uswim Nabire, mengalami kerusakan ringan pada plafon, garasi, dan pagar. Sementara perumahan di Ruko Graha Kelapa Dua Kalibobo terdampak ringan.
Polres Nabire menindaklanjuti gempa dengan melakukan pendataan korban, memberikan himbauan agar masyarakat tetap tenang, dan berkoordinasi dengan instansi terkait.
Kapolres Tatiratu menegaskan, “Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan mengikuti arahan BMKG, serta memeriksa kondisi bangunan masing-masing.”
Hingga kini, situasi di Nabire dinyatakan aman dan kondusif, dan aktivitas masyarakat berjalan normal. Meski demikian, warga tetap diminta waspada terhadap kemungkinan gempa susulan dan selalu memperhatikan informasi resmi dari BMKG.


Tinggalkan Balasan