NABIRE — Sekjen DPP Barisan Merah Putih RI dan Ketua Pemuda Adat Saireri II Nabire, Ali Kabiay, memberikan klarifikasi atas video berdurasi 17 detik yang viral dan memperlihatkan dirinya bersitegang dengan seorang warga negara asing (WNA). Klarifikasi ini disampaikan melalui video yang diterima infonabire.com pada Rabu siang, (9/7/2025).

‎Ali menjelaskan bahwa video tersebut tidak menggambarkan keseluruhan konteks kejadian. Menurutnya, insiden itu berakar dari persoalan investasi senilai Rp22 miliar yang tidak kunjung terealisasi sejak tahun 2023.

“Teman saya RK telah mentransfer dana lebih dari 1,4 juta dolar AS kepada AI (WNA) dan FS (WNI). Dana itu rencananya untuk kerja sama usaha, tetapi hingga 2025 tidak ada progres,” ujar Ali.

Baca juga:  Polsek Nabire Barat Kembali Serahkan Motor Hilang ke Pemiliknya

‎Karena merasa dirugikan, Ali bersama rekannya melapor ke Polres Nabire. Polisi pun merespons dengan memanggil para pihak. Namun, salah satu terlapor, FS, tidak kooperatif dan tidak hadir saat dipanggil untuk mediasi.

‎Beberapa hari lalu, Ali mendatangi kediaman AI di Kampung Nifasi. Ali mengaku awalnya ingin menyelesaikan masalah secara baik-baik. Namun, AI justru berbicara dengan nada tinggi dan memancing emosi, hingga terjadi kericuhan kecil yang terekam dan viral di media sosial.

‎”Saya manusia biasa. Ada batas kesabaran. Tapi tidak ada pemukulan, tidak ada kekerasan. Polisi datang dan langsung memediasi,” tegasnya.

‎Ali juga mengecam oknum berinisial Y dari Intan Jaya yang menyebarkan video dengan narasi menyesatkan. Ia bahkan menyebut Y pernah memintanya mencabut laporan dan menghalangi proses hukum.

Baca juga:  GALERI FOTO: Mobil Dinas Polres Nabire Rusak Dilempari Saat Amankan Kericuhan Pasar Kartum

‎”Kalau tidak ada klarifikasi dan permintaan maaf dalam dua hari, saya akan laporkan yang bersangkutan atas pelanggaran UU ITE,” tegas Ali.

‎Ali menegaskan bahwa ia bukan preman, melainkan anak asli Nabire yang ingin mencari keadilan secara sah. Ia mengajak semua pihak, terutama investor asing, untuk menghargai hukum dan budaya Papua.

‘Jangan datang untuk menipu. Mari bekerja jujur di tanah penuh berkat ini. Hormati hukum Republik Indonesia,” tutupnya.

Tim infoNabire
Editor
Tim infoNabire
Reporter