NABIRE, infoNabire.com – Kapolres Nabire, AKBP Samuel Tatiratu, S.I.K, memberikan keterangan resmi terkait meninggalnya seorang pemuda yang sebelumnya diamankan saat kericuhan di Pasar Karang, Nabire, pada Kamis (26/6/2025) sekitar pukul 10.00 WIT. Ia menegaskan bahwa hasil visum dari rumah sakit menunjukkan tidak adanya luka tembak pada tubuh korban.

Klarifikasi ini disampaikan langsung kepada wartawan pada Sabtu (28/6/2025), menyusul beredarnya kabar di masyarakat bahwa korban tewas akibat ditembak oleh aparat. AKBP Samuel menyebut informasi tersebut sebagai tidak benar dan telah dibantah secara medis.

“Informasi soal korban meninggal karena ditembak itu tidak benar, alias hoaks. Hasil visum sudah keluar dan tidak ditemukan luka tembak,” ujar Kapolres.

Baca juga:  Polisi Kembali Amankan 1 Kilogram Ganja di Pelabuhan Laut Nabire

Sebelum kejadian, aparat menerima laporan dari masyarakat mengenai sekelompok pemuda yang diduga dalam keadaan mabuk. Ketika pengamanan dilakukan, dua orang mengalami luka di tangan kiri dan kaki akibat terkena peluru karet. Namun, penyebab pasti luka tersebut masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut.

Pemuda yang kemudian meninggal sempat mengalami kejang setelah diamankan, lalu langsung dibawa ke rumah sakit dengan ambulans. Menurut Kapolres, orangtua korban datang langsung ke Polres pada hari kejadian, dan dari keterangan rekan-rekannya, diketahui mereka mengonsumsi minuman keras sebelum insiden terjadi.

“Dua botol cap tikus dan lima liter miras lokal dikonsumsi mereka sebelum diamankan,” jelas Kapolres.

Pihak kepolisian juga telah meminta izin keluarga untuk melakukan otopsi guna memastikan penyebab kematian. Namun, permintaan tersebut ditolak oleh keluarga dan telah disahkan melalui berita acara penolakan otopsi.

Baca juga:  KM Dorolonda Resmi Layani Pelabuhan Waren, Waropen: Rute dan Jadwal 2025

Kapolres menambahkan bahwa pada hari yang sama pihaknya juga melakukan pertemuan bersama beberapa anggota DPR Papua (DPRP) untuk menindaklanjuti permintaan masyarakat agar enam pemuda yang diamankan segera dipulangkan. Pertemuan berlangsung dari pukul 18.00 hingga 19.30 WIT.

Namun demikian, proses penyelidikan terhadap keenam pemuda tersebut masih berlangsung karena diduga ada keterlibatan dalam aksi pelemparan yang mengakibatkan luka dan kerusakan kendaraan. Beberapa di antaranya juga kedapatan membawa senjata tajam saat diamankan.

“Kami masih melakukan pendalaman atas keterlibatan mereka dalam insiden anarkis kemarin,” kata AKBP Samuel.

Ia juga menegaskan bahwa penanganan kasus ini dilakukan secara profesional dan transparan. Pemeriksaan internal terhadap personel yang terlibat pengamanan pun sedang berjalan.

Baca juga:  Sekda Nabire Ajak Partisipasi Masyarakat dalam Pilkada Serentak 2024

“Kami minta masyarakat tidak menyebarkan informasi yang belum terbukti kebenarannya. Jika ada saksi atau bukti, silakan disampaikan kepada kami,” ujarnya.

Menutup pernyataannya, Kapolres mengajak semua pihak, termasuk DPRP, DPRK, dan Pemda, untuk menyikapi persoalan ini secara damai. Ia mengingatkan bahwa penyalahgunaan miras merupakan akar persoalan yang selama tiga tahun terakhir telah memakan banyak korban.

“Data kami menunjukkan sebanyak 10 aparat dan 99 warga sipil menjadi korban dalam berbagai kejadian kekerasan, pencurian, dan perkelahian yang terkait dengan miras,” tutupnya.

Tim infoNabire
Editor
Tim infoNabire
Reporter