NABIRE – Maraknya aksi begal di Kabupaten Nabire, Papua Tengah, memicu desakan dari warga agar pemerintah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) atas kondisi keamanan yang makin tidak terkendali.
Begal yang terjadi belakangan ini merupakan bagian dari kejahatan berat yang masuk kategori Curas (pencurian dengan kekerasan) dalam klasifikasi 3C. Warga menilai, tindakan kriminal ini sudah cukup alasan untuk membuat pemerintah bersikap tegas.
Desakan itu ramai disuarakan melalui sebuah poster viral yang berisi tuntutan warga agar pimpinan daerah segera mengambil langkah sikap tegas. Warga membagikan poster tersebut secara luas melalui status WhatsApp dan media sosial lainnya sejak Kamis (24/7/2025) pagi.

“Jangan ubah kata ‘tolong’ menjadi bentuk pembiaran terhadap penderitaan warga,” tulis kutipan dalam poster tersebut.
Warga juga mendesak pemerintah untuk mengaktifkan kembali pos sinergitas keamanan di sejumlah titik rawan, seperti Pasar Karang, Kalibobo, Perempatan Hotel Adamant Wadion, Samabusa, serta menambahkan pos di sekitar kantor DPRK Nabire di kawasan BMW Bumi Wonorejo.
Selain menyoroti aksi begal, warga menilai situasi keamanan secara umum sudah tidak kondusif. Mereka menuntut adanya kolaborasi nyata antara pemerintah daerah dan kepolisian untuk menciptakan rasa aman, tidak hanya responsif ketika sudah terjadi kasus.
Mereka juga meminta anggota DPRK Nabire, khususnya yang membidangi keamanan dan hukum, segera menyikapi tuntutan ini secara serius.
Warga ramai membahas situasi ini di grup WhatsApp setelah muncul informasi tentang dugaan korban begal baru yang terjadi di sekitar kawasan kantor DPRK Nabire, Kamis (24/7/2025) siang.
Tinggalkan Balasan