NABIRE | InfoNabire.com – Pemerintah Provinsi Papua Tengah bergerak cepat menggelar rapat darurat pasca-gempa bumi berkekuatan 6,6 SR yang mengguncang Nabire dan sekitarnya pada Jumat (19/9/2025) pukul 03:19:50 WIT. Hingga pukul 10.00 WIT, BMKG mencatat 40 gempa susulan, dua di antaranya berkekuatan 4,0 SR dan 5,1 SR.

Rapat dipimpin PJ. Sekda Papua Tengah, dr. Silwanus A. Soemoele, SpOG (K)., MH.Kes., dan dihadiri Kepala Dinas Kominfo, Kepala Stasiun BMKG Nabire, perwakilan Dinas Damkar Papua Tengah, Kepala Telkom Nabire Suhendar, serta perwakilan Dinas Kesehatan. Agenda rapat fokus membahas kondisi pasca-bencana dan langkah penanganan yang perlu segera dilakukan.

Dalam arahannya, Sekda Silwanus menegaskan perlunya koordinasi lintas-instansi agar penanganan pasca-gempa berjalan cepat dan tepat sasaran.

Baca juga:  Panen Raya 250 Hektar, Petani Bumi Raya Sampaikan Kendala BBM dan Minta Solusi

Kepala Stasiun BMKG Nabire, Husain Kamadi, menjelaskan episentrum gempa berada di darat, tepat di wilayah Nabire. Pola gempa menunjukkan kecenderungan berulang tiap 20–30 tahun, namun tidak bisa dijadikan patokan waktu pasti

“BMKG tidak bisa memprediksi waktu terjadinya gempa, hanya memantau dan menganalisis kondisi seismik. Proses pengukuran kerentanan gempa memerlukan waktu sekitar 3–4 jam setelah guncangan pertama,” ujar Husain.

BMKG juga memaparkan rencana edukasi masyarakat melalui Sekolah Lapang Gempa Bumi pada Oktober mendatang dan penerapan sistem peringatan dini WRS (Warning Receiver System) New Generation, meski masih membutuhkan dukungan jaringan yang lebih luas.

Perwakilan Dinas Damkar, Victor Fun, melaporkan kerusakan cukup serius terjadi di Jalan Sriwini Pantai dan Sanoba dengan patahan mengarah ke barat. Titik di sekitar jembatan yang padat aktivitas masyarakat menjadi prioritas pengamanan. Tidak ada korban jiwa dilaporkan. Damkar sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan Kementerian PU Papua untuk perbaikan infrastruktur serta memastikan jalur evakuasi tsunami berfungsi dengan baik.

Baca juga:  DPRK Nabire: Saatnya Miras Diatur atau Dilarang

Suhendar dari Telkom Nabire menjelaskan gangguan jaringan masih terjadi. Tiga jalur utama komunikasi, termasuk jalur darat Timika–Tigi, mengalami gangguan dan salah satunya berada di zona merah. Untuk mempercepat pemulihan, Telkom membangun tiga posko Starlink yang ditargetkan aktif dalam tiga jam setelah rapat. Suhendar juga mengingatkan pentingnya mencegah penyebaran informasi palsu dan mengimbau masyarakat hanya mengacu pada informasi resmi.

Kepala Dinas Kominfo Papua Tengah, Ham Nawipa, menegaskan pihaknya fokus memastikan informasi resmi pemerintah sampai ke masyarakat.

“Kami akan mendukung Telkom dan aparat di lapangan untuk memastikan informasi yang beredar valid serta menekan penyebaran hoaks,” ucap Ham.

Dinas Kesehatan menyatakan siaga penuh 24 jam, menyiagakan dua ambulans untuk evakuasi korban, berkoordinasi dengan fasilitas kesehatan di sekitar Nabire, dan siap menambah tenaga medis jika diperlukan.

Baca juga:  Gempa Dahsyat Guncang Rusia, BMKG Akhiri Peringatan Tsunami di Sejumlah Daerah

Hasil rapat menyepakati langkah-langkah strategis: BMKG memberikan laporan berkala, Telkom mempercepat pemulihan jaringan, Damkar menjaga jalur rawan, Kominfo menangani distribusi informasi, dan Dinas Kesehatan menyiagakan layanan medis setiap saat.

Sekda Silwanus menutup rapat dengan menekankan pentingnya kerja sama semua pihak. Ia meminta seluruh instansi menindaklanjuti hasil rapat sesuai tugas pokok masing-masing agar pemulihan pasca-gempa berjalan optimal.

🚀 Follow WhatsApp Channel infoNabire.com untuk update berita terbaru setiap hari!
Follow
Tim infoNabire
Editor