NABIRE – Kejadian pelarian 19 tahanan dari Lapas Kelas IIB Nabire pada Senin (2/6/2025) sekitar pukul 10.30 WIT, mengejutkan publik. Dalam insiden tersebut, tiga petugas lapas mengalami luka dan kini tengah menjalani perawatan intensif di RSUD Nabire.

Dari total napi yang melarikan diri, 11 di antaranya diketahui berkaitan dengan kelompok yang diduga merupakan bagian dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Peristiwa ini menambah kekhawatiran masyarakat terkait keamanan di wilayah tersebut.

Menanggapi situasi itu, Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham RI, Mashudi, menekankan pentingnya pendekatan yang lebih manusiawi terhadap warga binaan.

“Jangan berpikir bahwa semua yang di dalam itu jahat. Mereka pada dasarnya adalah orang-orang baik, hanya saja pernah melakukan perilaku yang kurang baik. Maka dari itu, mereka dibina di sini,” jelas Mashudi kepada wartawan di Lapas Nabire, Selasa (3/6/2025).

Baca juga: BREAKING NEWS: Tahanan Lapas Nabire Kabur Lagi, Polisi Perketat Penjagaan

Mashudi menjelaskan bahwa esensi dari sistem pemasyarakatan adalah pembinaan, bukan sekadar hukuman. Narapidana, menurutnya, diberikan berbagai pelatihan untuk mendukung perubahan ke arah yang lebih baik.

“Kita memberikan pelatihan-pelatihan di dalam, seperti memasak, membuat roti, hingga pertanian jika tersedia lahan. Ini sesuai dengan arahan Bapak Presiden untuk mendukung ketahanan pangan,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa harapan utama dari proses tersebut adalah agar warga binaan bisa diterima kembali oleh masyarakat dan menjalani kehidupan yang lebih baik usai menjalani masa hukuman.

“Kami ingin mereka keluar dari sini menjadi manusia yang bermanfaat dan diterima kembali di tengah masyarakat,” tambahnya.

Baca juga: 19 Napi Kabur dari Lapas Nabire Saat Jam Besuk, Kalapas Bilang Begini

Sebagai respons atas kaburnya belasan narapidana tersebut, Kemenkumham langsung melakukan evaluasi terhadap sistem keamanan di seluruh lembaga pemasyarakatan, khususnya di Papua dan daerah dengan potensi kerawanan tinggi. Pemeriksaan internal juga sedang dilakukan untuk memastikan penyebab kejadian dan pihak yang harus bertanggung jawab.

Langkah Serius Perbaikan dan Evaluasi

Pihak Ditjenpas berkomitmen untuk meningkatkan standar pengamanan dan pengawasan di seluruh lapas yang berada di wilayah rawan. Mashudi juga mengingatkan para petugas agar tidak melupakan nilai-nilai kemanusiaan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.

“Kami terus memberikan pemahaman kepada petugas bahwa mereka bekerja untuk memanusiakan manusia. Semua yang berada dalam Lapas adalah bagian dari proses rehabilitasi dan pembinaan,” pungkasnya.

Baca juga: Ini Daftar Lengkap 19 Napi yang Kabur dari Lapas Kelas IIB Nabire

Insiden pelarian ini menjadi pengingat keras akan pentingnya perbaikan sistem pengamanan. Namun di balik itu, pesan utama Dirjenpas adalah perlunya menempatkan pendekatan rehabilitatif di atas perspektif penghukuman semata, demi menciptakan warga binaan yang siap kembali ke tengah masyarakat secara bermartabat.