TELUK WONDAMA – Suasana sukacita menyelimuti Lapangan Miei, Distrik Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Sabtu (25/10/2025). Ribuan umat dari berbagai wilayah Papua berkumpul dalam Ibadah Syukuran Perayaan Satu Abad Nubuatan I.S. Kijne, peristiwa bersejarah yang menjadi simbol kebangkitan pendidikan dan iman di Tanah Papua.

Kapolda Papua Tengah, Brigjen Pol Alfred Papare, S.I.K, turut hadir bersama jajaran pimpinan TNI-Polri lainnya. Ia duduk sejajar dengan Kapolda Papua Barat Irjen Pol Johnny Eddizon Isir, S.I.K., M.T.C.P., dan Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI Christian Kurnianto Tehuteru. Kehadiran para pejabat tinggi ini menunjukkan dukungan penuh terhadap nilai perjuangan dan pendidikan yang diwariskan oleh Dominee Izaak Samuel Kijne.

Dominggus Mandacan: Warisan Kijne Terus Hidup di Tanah Papua

Dalam sambutan penuh makna, Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan mengingatkan bahwa perayaan 100 tahun Nubuatan I.S. Kijne bukan hanya momen nostalgia, tetapi refleksi untuk menatap masa depan pendidikan Papua.

Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan.

“Seratus tahun Nubuatan I.S Kijne adalah tonggak dari suatu proses, bukan garis akhir. Perayaan ini menjadi cermin untuk menengok ke belakang sekaligus kompas untuk melangkah ke abad kedua pendidikan Papua,” ucap Dominggus di hadapan ribuan jemaat.

Ia menyebut, sejak sekolah pertama dirintis oleh Kijne di Bukit Aitumeiri pada tahun 1925, terang pendidikan mulai menyebar ke seluruh pelosok Tanah Papua.

Menurutnya, perubahan besar terlihat jelas dari meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Kini, generasi muda Papua telah hadir sebagai dokter, guru, peneliti, seniman, hingga pejabat publik.

“Akses pendidikan makin terbuka. Orang tua kian sadar bahwa pendidikan adalah jembatan masa depan anak-anak Papua,” ujar Dominggus.

Meski banyak kemajuan, Gubernur Dominggus tak menutup mata terhadap berbagai tantangan yang masih dihadapi dunia pendidikan di Tanah Papua.

Ia menyebut masih ada ketimpangan distribusi guru, sarana belajar yang belum merata, serta rendahnya kemampuan literasi dasar di beberapa daerah.

“Ini pekerjaan besar bagi kita semua. Pendidikan tidak bisa berjalan sendiri, perlu kolaborasi antara pemerintah, keluarga, sekolah, dunia usaha, dan masyarakat,” tegasnya.

Dominggus berharap perayaan seratus tahun ini menjadi momentum memperkuat komitmen bersama membangun pendidikan yang inklusif dan bermartabat.

“Semoga seratus tahun ke depan, Papua memiliki lebih banyak sekolah yang ramah, guru yang bahagia, dan anak-anak yang merdeka belajar,” katanya.

Sementara itu, Bupati Teluk Wondama Elysa Auri menyampaikan rasa syukur karena nubuatan Kijne yang diucapkan di Aitumeiri, Miei, seratus tahun lalu kini telah menjadi kenyataan.

Bupati Teluk Wondama Elysa Auri.

“Kita lihat sendiri hasilnya. Orang Papua sudah menjadi menteri, wakil menteri, gubernur, profesor, pilot, perawat, dan pejabat tinggi lainnya. Semua ini buah dari nubuatan dan kerja keras yang dimulai dari tanah ini,” ujar Auri disambut tepuk tangan ribuan jemaat.

Ia menegaskan bahwa kebangkitan sumber daya manusia Papua adalah bukti nyata bahwa pendidikan adalah jalan menuju kemerdekaan sejati bagi masyarakat adat di Tanah Papua.

Panitia mencatat sekitar 15 ribu jemaat hadir mengikuti ibadah syukur dan perayaan puncak Satu Abad Nubuatan I.S. Kijne. Suasana lapangan tampak semarak dengan nyanyian rohani, tarian adat kolosal, dan doa bersama.

Dalam momentum itu, Tim Paduan Suara Polda Papua Tengah bersama Polres Nabire turut mempersembahkan lagu pujian yang menggetarkan hati jemaat.

Selain ibadah dan pujian, acara juga diisi dengan peletakan batu pertama pembangunan Monumen Salib Agung, pembangunan perguruan tinggi, serta Monumen Dominee Izaak Samuel Kijne sebagai tanda penghormatan terhadap jasa dan pengabdiannya.

Perayaan besar ini juga dihadiri para pemimpin dari berbagai wilayah di Tanah Papua, antara lain Gubernur Papua Tengah Meki Nawipa, S.H, unsur Forkopimda se-Tanah Papua, Sinode GKI di Tanah Papua, serta tokoh masyarakat dan adat.

Selain Kapolda Papua Tengah Brigjen Pol Alfred Papare, hadir pula Kapolda Papua Barat Irjen Pol Johnny Eddizon Isir, Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI Christian Kurnianto Tehuteru, Kapolres Nabire AKBP Samuel D. Tatiratu, S.I.K, serta pimpinan MRP Papua Tengah Agustinus Anggaibak.

Kehadiran berbagai pihak tersebut menegaskan bahwa warisan Kijne bukan sekadar sejarah, melainkan fondasi peradaban yang terus hidup dan berkembang di seluruh Tanah Papua.

🚀 Follow WhatsApp Channel infoNabire.com untuk update berita terbaru setiap hari!
Follow
Tim infoNabire
Editor